Sabtu, 29 Oktober 2011

SEPISAU PUISI

Di pisaumu
Rinduku mengiau

Tentang Puisi, kan menjelma
Nyanyian Potong Bebek Angsa

Bangka, 28/9/2011

Minggu, 16 Oktober 2011

Surat Tengah Malam


Bangka, 16-10-2011
Surat Tengah Malam
Hal: Rumah itu
Assalamualaikum,
KEPADA KERABAT JUGA KEPONAKAN (YANG MENOPANG RUMAH ITU)
Salam rindu dan cinta kasih
Begitulah rindu telah memercik asa kita. Berkumpul demi satu tujuan. Berpisah pun demi tujuan masing-masing. Namun, keadaan yang memaksa perpisahan kita. Aku harus terbang meninggalkanmu. Apapun keadaanmu disana, aku hanya bisa mendengar dan berdoa. Membantu semampunya. Demi kebaikan kita bersama, hidup telah memuliakan kita.
Aku menjalani ritual hidupku yang telah terberi oleh nasib. Malam sebelumnya yang kita kecap begitu indah. Kini, tak sama lagi dengan malam-malam yang saat ini aku rasa. Begitulah perjalanan hidup. Empat lahir Dua hidup. Empat datang dua pergi. Siapakah yang masih bertahan? Siapakah yang terus tumbuh dan besar?
Aku tak bisa melepas ataupun menjagamu sepenuhnya. Banyak coretan yang tertinggal di dinding rumah itu. Ada peluh yang telah mengucur, darah yang bergejolak dan airmata yang menetes di wajah kita. Apa bisanya aku? Hanya bisa berharap pada kerabat dan keponakan untuk menopang rumah kita. Aku dan kami harus mengikhlaskan rumah itu untuk kalian jaga. Apabila sewaktu-waktu aku, dia dan mereka bisa berkunjung ke rumah itu untuk sekedar melepas penat dan kerinduan pada keramah-tamahan kalian sebagai tuan rumah. Aku, kamu dan mereka adalah tamu dan juga sekaligus tuan rumah. Semoga kamu masih tetap ada beserta rumah itu.
Rumah itu ada dan telah ada.(Mungkin akan terus ada). Memang harus tetap ada kalau aku, engkau ataupun mereka masih menginginkan dia ada. Seandainya ia telah roboh karena zaman yang melindasnya ataupun engkau telah membiarkannya dalam ketakberdayaan, biarkanlah dia menjadi puing-puing. Kami akan tetap mengenangnya diantara reruntuhan zaman yang pongah. Lalu, aku beserta dia, kamu dan juga mereka akan mencatatnya dalam sejarah panggung kemanusiaan. Namun, aku akan tetap berusaha mengumpulkan puing-puingnya dan memanfaatkan dari reruntuhan yang masih bisa diberdayakan. Untuk membangun monumen di dalam jiwa bahwa rumah itu masih berdiri kokoh di dadaku.
Dalam ketakberdayaan karena dihantui masa lalu yang gemilang, janganlah kalian merasa minder ataupun rendah diri karena itu akan melukai perasaan kami. Begitulah kami yang terdahulu merasa bersalah sebab tak mampu meregenerasi kalian dengan baik dan sungguh-sungguh. Jadi, manfaatkanlah apa yang bisa yang kalian perbuat dari rumah itu. Paling tidak kalian masih bisa berteduh dari hujan badai dan panas yang menyengat. Pikirkanlah saat ini dan esok lukisan apa yang akan kalian coretkan di dinding rumah itu. Jangan terlalu berharap pada mereka yang telah terkubur rindu di pusara tua ataupun pada mereka yang berdiri angkuh di menara gading itu. Yang telah mati tak mungkin berbicara nyata. Yang berdiri angkuh takkan mungkin mengajarimu secara sungguh-sungguh. Belajarlah dari alam kehidupan untuk terus mengolah daya tahan dan juang hidup. Sekalipun rumah itu roboh dan hancur, bangun kembali di dalam jiwamu. Sesuatu yang tumbuh di jiwa takkan mudah runtuh oleh hujan badai ataupun gempa tsunami.
Your faithfully,
Uncle Era

Sabtu, 08 Oktober 2011

DON'T GIVE UP!


Dalam kesempitan kamar,
mendobrak jendela dunia
membongkar laci langit
untuk mencari sesuatu
untuk dapatkan sesuatu
memberi sesuatu pada dunia

Senin, 19 September 2011

LANGIT BIRU BERKLINDAN AWAN PUTIH

.-.
Kemanapun kau pergi ia ada untukmu
Mata awan yang penuh cinta putih mencerahkan biru langit harapan
Cucianku bakal kering
Petani tembakau bisa panen raya
Harga sawit bakal melonjak
Petani karet takkan kerepotan
Anak-anak bisa bermain dengan riang
Pedagang es bisa ceria, menghidupi anak isterinya
Para pelancong bermain air laut sambil sesekali membuat istana pasir
Menikmati hembusan angin pantai
Para turis mandi cahya matahari
Para pendaki menikmati aroma daun pegunungan
Merasakan keriangan sang waktu dalam pencerahan

Untukmu awan putih yang telah mewarnai birunya langit
Pujangga merajuk di penghujung untaian puisinya
Mampukah engkau memutihkan hati penguasa cinta?
Demi suatu pencerahan
Putihkanlah kehitamanku atas negasi keterpurukan segumpal hati
Saat di malam sunyi menghentak kalbu, aku sebut sebuah nama
Siap untuk dipertaruhkan dalam peleburan bijian hati masa depan.
._.

Bnk, 15/09/2011

Selasa, 06 September 2011

BILUR KERINDUAN

Berlalu dalam keterasingan
Ketika bilur-bilur itu mulai melebam di bahu dan punggung
Namun kaki masih, masih terus mau menapak demi pijakan keyakinan
Setapak demi setapak harapan yang terus dikejar
Sekalipun debu dan butiran pasir panas melepuhkan mata kaki
Sekalipun matahari membakar wajah
Terus meyakini setiap hembusan nafasmu yang rindu
Untuk segera kembali ke pelukanmu.

bagi pemeluk yang teguh, padamu aku berikan doa
Semoga dapatkan apa yang engkau yakini selama ini,
aamiin.

SEJATI HIDUP UNTUK MERDEKA

merdeka itu (mungkin sepenuhnya milik kita)
hidup ini milik siapa saja
seutuhnya menghayati
makna hidup dan keteraturan hukum alam

merdeka itu mengikuti tata tertib semesta
merdeka dengan pembebasan jiwa

dalam kesadaran jiwa raga

tetap berjuang!
merdeka untuk hidup
tetap berjuang!
sejatinya kehidupan

merdeka untuk hidup
hidup untuk merdeka

Bangka, 27 Juli 2011

ITU SUATU PILIHAN

Merdeka itu,
Saat engkau hening. Khusuk. Damai.

Merdeka itu,
Saat engkau terpelihara dari nafsu kotor duniawi.

Merdeka itu,
Saat engkau bebas mengekspresikan pikiran, cipta, dan rasa.

Merdeka itu,
Saat engkau bisa berlibur dari rutinitas.

Merdeka itu,
Saat engkau bisa menerima segala peraturan.

Merdeka itu,
Saat engkau mampu memahami hukum-hukum tuhan.

Merdeka itu,
Saat engkau mampu mengasihi apa yang kau benci.

Merdeka itu,
Saat engkau sanggup untuk mencintai dan dicintai.

Itulah Merdeka,
Saat engkau bisa memiliki sebuah pilihan.

Pangkal Pinang, 23 Agustus 2007

GAUNG MERDEKA

Slalu terdengar ucapan itu di setiap Agustusan
Slalu kita impikan kemerdekaan yang sesungguhnya
Meskipun sejak lahir tlah kita raih
Namun, kita pun kini belum penuh menikmati.

Ketika pekikan merdeka tahun empat lima
Begitu dahsyat, bergaung bagaikan pedang halilintar membelah negeri ini
(kita, Indonesia terbebas dari kolonialisme)
Bangsa Indonesia terlahir kembali

Sudah merdekakah nusantara kini?
Walaupun puluhan tahun negara ini telah menjalani kehidupan
Berbangsa dan bernegara
Indonesia belum sepenuhnya merdeka
dari kemiskinan dan kebodohan
dari korupsi dan kolusi
dari beri dan terima sogokan
dari politik asing dan kemandirian

yang sengaja dipelihara oleh mereka
yang sengaja dicipta untuk kepentingan siapa?

Bangka, 17 Agustus 2007

Sabtu, 20 Agustus 2011

BINAR KEMERDEKAAN

Dari cahya yang kau
silaukan pada mata-mata sendu.
ku melihat ada binar yang meretas ke dalam labirin impian.

Dari waktu kebumian
yang merenteng detik , menit dan jam,
menuju ke perbendaran hari 17, bulan Agustus dan tahun 45.
ku melihat ada secercah harapan yang dibawakan sang rajawali, angsa, bahkan semut-semut embun
untuk meraih kesejahteraan dan kebahgiaan yang sejati.

Di lain angkasa persada,
garudamu yang mencengkram selendang Bhinneka Tunggal Ika itu telah dan sedang membawa kekuatan itu. Lalu, ia menukik dengan tangkasnya hinggap di pohon kemerdekaan. Dengan kepala-paruhnya menoleh ke kanan jantung pemimpin kami, seraya berteriak sedikit memekik:
"merdeka, mer-de-ka!"
sekali lagi: merdeka!
[Bangka, Agustus 2011]

Sabtu, 13 Agustus 2011

ketika puisi bernyanyi di pelengkung gading


bulu-bulu kuduk ini merinding,
ketika bait demi bait puisi dibacakan
di pelengkung gading yang setia menanti pelukanmu.

dari dan untuk wajah-wajah,
berdiri di kaki pintu gerbang benteng nurani,
swara-swara yang melontarkan kegalauan,
begitu dahsyat. membelah malam.

jiwa-jiwa dalam kecintaan bagi 4 mata 2 tubuh, lagi menyatu dalam kecipak embun malam
seperti sepasang merpati yang kian merapat dalam dingin fajar yang hampir menyapanya.

aku luluh terkesima,
huruf-huruf yang menjelma kata
tlah hidup dalam urat-urat nadi yang baru saja engkau,
juga mereka letupkan di gerbang penantian.

ketika puisi tlah berubah dalam perbuatan
semakin halus pekerti insan
ketika puisi bernyanyi di pelengkung gading
semakin dalam makna pada kecintaan hidup

di pelengkung gading itu,
semoga akan terus terdengar tembang kemerdekaan
demi kebebasan nurani,
kami nyanyikan puisi ini dengan nada-nada kami sendiri.
>yk-bnk>12 juli 2011

Minggu, 10 Juli 2011

Bila Kau Ingin Aku Ada

bila kau inginkan pujian,
di puisi ini sulit kau temukan
bila kau ingin makian,
puisi ini tak ambil bagian
bila kau ingin cinta,
puisi ini harus sudah ada sebelumnya
bila kau inginkan jalan,
puisi ini akan menuntunmu
bila kau ingin api,
puisi ini pemantiknya
bila kau ingin impian,
puisi ini harus kau wujudkan dalam tindakan.

yk, 6 juli 2011

YO!

bintang memahkotaimu, bumi katulistiwa
engkau begitu riang dalam derai tawa
membelah kepekatan malam
di pelosok jiwa-jiwa muda kami
merindu keemasan nusantara
berjaya semasa Patih Gajah Mada

kegelisahan itu meruyak kalbu, nusuk-
nusuk sumsum
saat terlihat nyata,sebagian
generasi kini merapuh jiwa,
berotak mesum dan asal-asalan, serta
bangga dengan yang biasa-biasa saja.

bagi generasi selanjutnya,
YO! mari bersama kita bangkit
dengan gelora samudra,
sekokoh gunung,
sekuat baja
dalam tindakan yang berarti.

yk, 5 juli 2011

Tak Pupus

bagimu yang tiada senyuman
kuberikan senyuman ini

slalu ada waktu kesetiaan
menunggu senyummu untuk yang kedua, ketiga, dan selanjutnya.

saat malam itu, aku membungkus asa
menyelimuti dirimu dengan jiwaku

yang tak pupus oleh waktu
senyuman yang lahir dari hati yang tulus.

yk, 4 juli 2011

Jumat, 01 Juli 2011

Saat Kembali


apa yang terbaca dari waktu yang dikorupkan oleh keromantisan?
saat waktu telah kulahap dengan rakusnya,
dan malam telah menelanjangi istiroh kesahku,
sedikit pias melumuri wajahnya dengan embun yang luruh dari... langit yang tanpa bulan itu. cuma satu bintang yang masih menyala di alun-alun kidul.
namun kulihat bulan itu telah melindap sunyi di wajahnya.
dalam kegetiran dini hari, teh hangat tanpa gula.
bintang itu masih nyalang ke sukma.

pranata waktu yang melindat-lindut seperti roda andong yang ditarik kereta kencana melintasi batas cakrawala yang membentuk cakra biru melengkungkan horison di atas cakrawala pantai parang tritis.

apa yang terlacak dari waktu yang begitu berguna dalam kesia-siaan?
saat tubuh yang lunglai kembali bergairah,
dan luruhnya kesakitan yang merebah di dadamu,
sekelumit kisah mengalir bagai gemericik air di kali opak yang kulintasi di atas jembatannya yang kokoh,
membawa ragaku bergoyang-goyang dalam tatapan kotamu yang sendu.

saat kembali ke pelukan kota sang ratu,hidup ini begitu terasa lebih indah bersamamu.

(salam teh hangat plus burjo dari bang era42)

jogjakarta hadiningrat, ,1 juli 201

back home again

when the time brings it there,
i myself fly within all birds.

here we are:
say hello,
handshakes in peace.
welcome again in our home 'four two'.

cause you are, make me feeling not alone.
here, we are together and be strong.

Selasa, 31 Mei 2011

embun

kabut yang menebal di atas rumputan
kaukah itu?

Sabtu, 23 April 2011

only my beloved earth

bumiku lahir dari berkah langit
dalam keharuman air hujanmu
tubuh-tubuh berbiak rupa,
melahap maknamu
kaya akan cita rasa
karyak-karya berceceran
bahkan tanpa judul

kini, tiba saatnya ia menyatu
bergerombol dalam bandulan kertas
berbaur diantara noda dan tinta
termaktub di kitab sepenggal zaman
kasih puitismu abadi

bangka, 23 april 2011
by: era zulkarnain radzu

Sabtu, 29 Januari 2011

kekasih langit

I
bumi ditaklukkan manusia sebagai adikodrati baginya untuk pengolahan & penikmatan. bumi memberi tanpa pamrih. semua tumbuhan, hewan, tanah, laut dan udara berpasrah pada-mu. bumi-seisinya penopang cinta manusia untuk mengagungkn kekasihnya yang di langit.
ia memujanya.ia ingin jadi kekasih langit.
.--.
dlm cinta bumi, membumi cita&cinta untuk mendapat & jadi pujaan kekasih langit.
II
walaupun kau berpaling dari-nya,
langit kekasih tetap menyinari bumimu hingga waktu akan menelanmu dlm peradaban mawar senja.

20/12/2010

Senin, 17 Januari 2011

real time to enrich on life

tiada guna tangis, saat org yg dikasihi mengabaikanmu. tiada guna sedu-sedan, saat rindumu tersangkut di pohon kamboja.
berikanlah kebebasan pd pujaan hati utk memilih. tinggal di sarangmu di puncak gunung atau biarkan dia bebas mengangkasa mencakar awan.
sarangmu mungkin tak indah dlm tatapannya.
'burung yg malang, perindahlah sarangmu. perbaguslah jiwamu mnjadi ksatria. tak ada waktu lg utk menitikkan airmata. bila kau terluka. itu berarti alam sdang memperkuatkanmu utk menjelajah hidup mengangkasa.'